Sragen – Dugaan penyimpangan dalam pengelolaan Dana Desa di Desa Toyogo, Kecamatan Sambungmacan, Kabupaten Sragen, mencuat ke publik. Desa yang selama ini dikenal sebagai sentra penyedia hewan kurban Presiden ke-7 Joko Widodo maupun Presiden ke-8 Prabowo Subianto tersebut, kini menjadi sorotan akibat adanya indikasi mark up anggaran pada sejumlah proyek desa tahun 2024.

Berdasarkan data yang dihimpun tim investigasi Cyber Kilat, pada tahun 2024 Desa Toyogo menerima kucuran Dana Desa sebesar Rp 1,1 miliar. Namun, dalam pelaksanaannya, ditemukan dugaan mark up pada beberapa kegiatan, antara lain pemeliharaan prasarana jalan desa berupa gorong-gorong box slob culvert senilai Rp 163 juta serta pemeliharaan jalan lingkungan senilai Rp 146 juta.

Tidak berhenti di situ, pada tahun yang sama, masih tercatat adanya proyek pemeliharaan gorong-gorong box slob culvert senilai Rp 100 juta serta jalan usaha tani dengan anggaran Rp 98 juta. Selain itu, desa juga mendapatkan tambahan anggaran dari Banprov maupun aspirasi dewan, yang hingga kini belum dirinci secara terbuka.

Seorang warga Toyogo yang ditemui pekan lalu mengakui adanya proyek yang menimbulkan tanda tanya di masyarakat.

“Iya mas, kita orang kampung kurang paham soal hitungan proyek. Kalau menurut saya, pak kades orangnya baik-baik saja, cuma masalah mark up pengerjaan proyek saya kurang tahu,” ujar salah seorang warga setempat.

Sementara itu, salah satu perangkat desa mengaku tidak mengetahui detail pelaksanaan proyek tersebut.

“Kalau masalah pengerjaan proyek, saya tidak dilibatkan. Jadi saya tidak tahu,” ungkap perangkat desa itu.

Hingga berita ini diturunkan, tim Cyber Kilat masih berupaya melakukan konfirmasi kepada pihak Pemerintah Desa Toyogo maupun pihak-pihak terkait untuk menjaga keberimbangan informasi. Seluruh data hasil investigasi saat ini masih tersimpan di redaksi.(Tim:Red)